PUISI

Malam Pentas

Purnama senyap, dipeluk gelap, biji rintik dari langit, jatuh di padang genting

Mengiris angin hingga berkeping, tebasannya menuai sepoi, nafasnya adalah topan dan badai

Getir

Aku menaiki punggung tidur, terbaring di pelupuk, menutup tirai mata perlahan,

kemasi jejak perjalanan siang, teater mimpi digelar, berhenti sampai fajar

Bunga tidur

PUISI

Psike

Pijakannya di selasar bumi, namun jiwanya membumbung tinggi, melonjak-lonjak ; tanpa arah

Mereka yang gegap di tengah nir sinarnya batin, menegaskan lara, bak wayang bersila di lonjor pisang

Garis edar tak bisa diubah, Cenangkas yang diasah seribu tahun tak lebih tajam dari goresan takdir

Jangan percaya ramalan cenayang yang bersekutu dengan tangan-tangan setan, manisnya menggerogoti wirama panggung hati

Nomina, 4 April 2020

PUISI

Buah Hati

Ia adalah buah yang jatuh dari pohon langit, tumbuh sekali seumur hidup, bersemayam dalam taman pikiran,

Seandainya sungai tak memeluk dengan arusnya, ia akan jatuh ke tanah itu, menjadi banjir bandang

Terkubur jasadnya, lalu tumbuh rimbun memayungi pelancong dari sengat matahari siang ini.

Nomina | Buku Puisi Catatan Amal Sholeh | 2004