
Yang menyelinap masuk dari celah kamar kau sebut matahari atau cahaya?
Lalu yang diam-diam ada dalam hati, kau sebut apa?
Begitulah cara menetapkan
nomina
Yang menyelinap masuk dari celah kamar kau sebut matahari atau cahaya?
Lalu yang diam-diam ada dalam hati, kau sebut apa?
Begitulah cara menetapkan
nomina
Hidup sekedar menyelesaikan soal-soal, lembar tanya menumpuk di meja makan.
Perhatikan saja!
Ujung pena tumpul menggerus kertas-kertas putih, angin di jendela, angan di dada
Sayonara
Nomina
“… dan mula-mula aku menemukan bingkai foto yang pecah
Jatuh dari dinding hati, hancur seperti sisa-sisa pembakaran liar di tengah rimba
Asapnya mengepul di atas kepala, panasnya sampai ke dada”
Selamat jalan Pak!
nomina
Apa yang telah dibaca sejauh ini hanya sekecil daun Wolffia, bahkan lebih dari itu ; unsur yang terdapat di dalamnya
Apa yang tersisa dalam pandangan hanya Baltik yang memudar di matamu
Nomina
C H A P T E R 9
Sebuah buku berkata padaku : Begitu sepi jiwaku, begitu sunyi hatiku
Kurasakan kehilangan separuh jiwamu, aku tak akan membiarkanmu sendirian di rak itu
Dan aku menulis.
Nomina, “Bulantok”
Pada setiap malam terjadi sebuah kematian dari setengah tubuhnya, dan setiap malam itu pula ada yang memanjat pohon langit dengan seluruh jiwanya
Nomina, “Usia Hampir Habis” |1425 H
Puisi adalah lukisan abstrak dalam hati penyair, diberi warna oleh kata-kata
Puisi adalah suara yang tak pernah tahu di mana asalnya, didengungkan oleh perasaan gelisah, rindu dan cinta
Puisi adalah definisi tegas yang tidak ada di kamus bahasa
Nomina
Aku tidak ingin terjebak oleh kehidupan yang dirancang manusia, dan melupakan kehidupan yang dirancang oleh Tuhan,
Karena segala sesuatu yang dirancang manusia adalah keinginan, sedangkan yang dirancang oleh Tuhan adalah kebaikan
Nomina, Rajab, 1425 H
Bagaimana aku bisa menggambarkan keagungan-Nya, sedangkan yang ada dalam pikiran-pikiran manusia adalah hal-hal baru
Bagaimana aku memberitahukan kehadiran-Nya, sebab Ia datang tanpa berpindah dan pergi tanpa berbalik
Bagaimana aku mampu merangkum eksistensi-Nya, karena wujud-Nya tidak ditemui dengan kata ada dan tidak hilang oleh kata tiada
Rasakan!
Nomina, Rajab 1425 H
“Aku tak melihat bunga yang lebih mekar dari bunga Kartika, Ia tumbuh tanpa mengenal musim, Ia wangi tanpa laju angin”
“Seseorang akan merasa puas dengan apa yang dibaca ; dikuasai dengan mata dan pikirannya, seolah ia berada di atas puncak ketinggian, namun ketika hatinya mulai membaca, ia jatuh dari ketinggian”
Nomina
“Jika keinginan adalah jalan panjang, keputusasaan itu seperti bangunan kokoh di sampingnya, sebagian orang menetap di dalamnya, sebagian lagi beranjak dengan kesabarannya”
nomina