#40DAYS / MENULIS CERITA / 3 / HYPERBOLA / NOMINA
Hallo para pembaca, untuk menindaklanjuti artikel sebelumnya Workout, Menciptakan Chemistry dan Kekompakan yang cukup diminati oleh sebagian teman-teman saya, maka hari ini saya akan kembali menyuguhkan informasinya, dan sebelumnya saya akan memberitahukan bahwa tulisan ini hanya untuk hiburan dalam rangka memuji diri sendiri dan tentunya untuk melenturkan jari-jari saya yang sempat membeku karena PPKM yang tidak menentu. Tapi sebelum membaca artikel ini, siapkan dulu secangkir kopi, sebatang rokok, dan sejenis cemilan lainnya agar anda terhindar dari yang namanya gagal fokus!
Perhelatan sepakbola antar negara bagian dan persemakmuran di wilayah Cineam dan Karangjaya akan segera dilaksanakan. Di sisa waktu pra kompetisi semua tim mulai berbenah, dari mulai strategi teknis dan non teknis dipersiapkan.
Lingga Mandala sendiri merupakan salah satu tim yang mungkin tidak terlalu diperhitungkan di kompetisi ini, akan tetapi tim ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu dihuni oleh para pemain dari berbagai macam profesi, mulai dari seorang kuli bangunan, buruh tani, guru ngaji, pekerja tambang, dan ada juga yang kesehariannya masih “Emplad-Emplud” alias (pengangguran). Pada sesi wawancara kami selaku tim redaksi nominasite.home.blog bersama para petinggi klub, bisa ditarik kesimpulan bahwa Lingga Mandala tidak terlalu memikirkan strategi ataupun taktik permainan, akan tetapi tim Lingga Mandala punya kiat khusus guna menyingkirkan para pesaingnya, seperti celoteh salah seorang suporter fanatik “Laskar Petapa” tersebut :
Jika melihat kedalaman skuad ini, saya kira kecil kemungkinan untuk bisa berbicara banyak, akan tetapi kami selaku suporter fanatik tidak akan tinggal diam dan membiarkan tim ini menjadi lumbung gol, kebetulan suasana masih PPKM (Pala Pusing Kurang Money) dukun-dukun sedang sepi job, dan pastinya kami akan mengandalkan faktor non teknis tersebut.
Suporter lingga mandala

Berada di grup E bersama kontestan lainnya ; Putra Simpati A, Putra Rahayu A, dan Rajawali FC, membuat jajaran petinggi klub pusing tujuh keliling, akan tetapi bukan Edison Davies jika harus kehilangan cara, Eks pemain Kompac FC yang berposisi sebagai bek sayap ini (ala-ala Javier Zanetti ) yang kebetulan pernah menjabat sebagai anggota PSSI (Para Suami Sayang Istri) korwil wakanda saat ditemui di tongkrongannya mengatakan ;
Ada salah satu ungkapan yang saya sukai dari Shel Silverstain, “Kecil bukan kacang, besar bukan raksasa” Artinya, tidak ada pemain besar, tidak ada tim besar, ketika sudah berkumpul di lapangan semua sama saja, yang terpenting jangan lupa sarapan dan berdoa sebelum tidur, karena hal itu mampu merangsang kinerja otak
Edison davies – asisten pelatih

Kami perlu mengantisipasi rasa pesimisme para pemain karena grup E termasuk grup neraka, namun kami cukup senang dengan kembalinya para pemain yang pernah merumput (ngala jukut). Kami tidak perlu bingung karena sepak bola adalah permainan kolektivitas
EDISON DAVIES -ASISTEN PELATIH
Demikian sang sasisten menambahkan komentarnya. Apalagi latihan tiga kali selama sepekan cukup untuk menampilkan permainan yang ciamik, ditambah klub kini menghadirkan pemain gaek dengan statistik yang tidak bagus-bagus amat, hahahaha.

Jika melihat statistiknya pemain ini cukup untuk menjadi pelengkap atas kekosongan tim yang ditinggalkan beberapa pemain seniornya karena ikut bergabung dengan skuad yang lain. Ya, pemain yang bisa bermain di berbagai posisi (sayap kiri, Playmaker, dan striker bayangan, apalagi posisi 69) ini, meskipun sering dibayangi oleh bayangannya sendiri, diharapkan mampu mendobrak lini pertahanan lawan sehingga mampu membantu memenangkan pertandingan dan mengamankan posisi grup E.
Cukup sekian artikel ini, tidak ada unsur menjatuhkan, atau memprovokasi siapapun. Selamat berakhir pekan dan Good Luck Lingga Mandala FC
Nomina, September 2021