IDEA

Fajar Terbit Tepat Waktu

Dokpri

Dari balik trali besi sang penganjur tampak duduk bersandar pada dinding tembok yang sudah beluwek warnanya, persis seperti peta ataupun pulau-pulau, ia terus memandangi tembok lusuh itu seakan mengingatkannya pada daratan-daratan yang pernah disinggahinya, mungkin kusamnya tembok dinding penjara itu disebabkan oleh rembesan air hujan yang sedikit masuk pada lubang dan retakan tembok tersebut, atau bahkan disebabkan oleh air seni para narapidana yang melampiaskan kekesalan dan keputusasaannya.

Lanjutkan membaca “Fajar Terbit Tepat Waktu”
IDEA

Sandekala


Seorang gembala menyadari hal-hal yang diberlakukan atasnya – upah dan jasa yang sangat sedikit dan besar resiko peliharaannya diganggu sekelompok hewan buas, tak jarang habis dimangsa. Namun seorang gembala menyadari dirinya harus dengan sukarela mengurusi ternaknya, yang paling penting dari seorang gembala adalah menjaga asa agar tugasnya selalu dilakukan dengan sukacita juga dilandasi kegembiraan.

Sang gembala tahu diri, kapan ia harus turun dari bukit yang tinggi, melewati lembah curam hanya untuk sampai di sabana, menyeberangi hijau raya – berkah hidup yang di karuniakan. Gembala tahu persis waktu untuk berpindah tempat dari tempat satu ke tempat lainnya, guna menyiasati tumbuh kembang pakan rumput agar tersedia setiap harinya.

S A N D É K A L A

Angin menyerahkan dirinya kepada senja, Memerintah pucuk-pucuk menguning itu, menari di pelupuk

Batangnya mencakar langit, Merobek Mega penuh warna

Terbukalah pintu malam yang lebar, tanpa menilai kecemburuan

Siang bukanlah seorang jalang, meski mengencani matahari sejak pagi

Sandekala datang menjelma, berpamitan pada jejaknya

(Nomina, Juli 2020)